Melihat indahnya ombak yang bergemulai ringan, menarikku untuk menatapnya lebih dalam. Dalam pemaknaan, saya mencoba membongkar otak untuk merangkai kata, ada kiranya sebuah catatan kecil yang dapat memberikan setitik embun di tengah panasnya terik mentari. Agaknya apa yang saya katakan terlalu berlebihan, tapi mestinya semua adalah sebuah kemungkinan jika kita mampu menulusurinya lebih dalam. Setelah merenung sejenak, saya terinspirasi untuk membuat barang sepenggal dua penggal sajak, dengan harapan mampu memberikan kontribusi positif untuk spirit menjalani kehidupan. Sajak ini lebih menekankan pada majas personifikasi dengan objek ombak. Ada yang ingin saya jelaskan di sini, bahwa semestinya, ombak bukanlah benda mati yang hanya dapat dinikmati dengan mata, telinga, dan anggota badan lainnya. Namun lebih dari itu, ombak adalah bagian dari kehidupan yang dapat berbicara dengan bahasanya sendiri dan dapat ditangkap pesannya dengan cara tersendiri pula. Salah satu contoh penafsiran dari "ombak" adalah sajak ringan yang saya suguhkan di bawah ini. semoga dapat menginspirasi.
NYANYIAN OMBAK
kusinggahi pelukmu yang sejuk
memikat hati hingga matapun enggan sekedar melirik
kudengar dendangmu bersama suara gemericik
berakar lembut, menarik
sejenak kududuk di samping desirmu
kau bernyanyi indah melantun merdu
sayup mata melihat jauh menerawang tarianmu
kudapati segenggam nasihat dari percikan airmu
kau ceritakan kepiluan berhias suka
kesenangan berbungkus duka
kesetiaan dalam hidup dan kehidupan sempurna
sejenak terhenti
menghentikan nadi dan jantung yang enggan memahami
seketika, diri membungkam sepi
digenggamnya tanganku
bisik-bisik kudengar katanya pada kalbuku
"hias masamu, anak muda!!!
semua baru awal cerita...
perlu kau tapaki lebih tinggi gunung kehidupanmu...
perlu kau selami lebih dalam lautan nafasmu..."
penggalan yang menggetarkanku...
semampuku ku jawab "akan kuhadirkan diriku padamu dalam keadaan itu"
No comments:
Post a Comment