Sunday, November 24, 2013

MENANTI CAHAYA

"CAHAYA SUCI???"

Semburat wajah layu tampakkan diri
Di tengah kekosongan cahaya suci

Menampak tapi tercampak
Hanya bahasa isyarat yang terkuak

Di kedalaman
Mendapati secuil harapan
Mengada untuk kemudian diadakan
Sementara meniadakan

Sungguh!!!
Kepastian terbengkalai
Keputusan mengambangkan arti
Diri terkapar sendiri
Di kedalaman asing tak terkuasai 

Realita...
Begitu kata mencekik keluasan
Mengubur kedalaman

Dua kata, satu makna
Ah... agaknya menjadi bualan belaka
Bahan bulan-bulanan bahasa sederhana

Saat kata hanya menjadi cerita
Saat realita hanya menjadi satu asa
Tinggalkan lainnya
Pasung idealisme rasa???
Tataran relung hati jiwa
Selanjutnya kedalamannya...


    Judul puisi di atas, sengaja penulis menambahkan tanda tanya (?) sebagai isyarat keluasan makna (terutama judul) yang terkandung di dalam belum mampu diterjemahkan dalam kata yang terlihat nyata dan apa adanya.Oleh karena itu, penulis masih kesulitan untuk mencari judul yang tepat untuk menggambarkan isi dari puisi tersebut. Ambiguitas makna yang terdapat dalam puisi di atas, terutama judul terlihat jelas. Sudah barang tentu, pengetahuan dan pengalaman akan mempengaruhi pemaknaan yang terkandung di dalamnya. Di sini, penulis menyuguhkannya sebagai bahan inspirasi dan evaluasi bersama. semoga bermanfaat!!!

No comments:

Post a Comment